Senin, 30 Mei 2011

DIRECT AND INDIRECT SPEECH


DIRECT AND INDIRECT SPEECH

Ada dua cara untuk mengungkapkan apa yang seseorang katakan yaitu: langsung (direct) dan tidak langsung (indirect/reported).
Pada kalimat langsung, kita mengulangi ucapan pembicara (speaker) sama persis. Kalimat langsung biasanya digunakan dalam percakapan di dalam buku, drama, ataupun dalam tanda kurung.
Contoh:
He said, ‘I have lost my umbrella.’
Kalimat langsung (direct) mempunyai dua bagian, yaitu: reporting sentence dan reported sentence. Reporting sentence adalah klausa yang berisi siapa yang berbicara, sedangkan reported sentence adalah klausa yang berisi apa yang dibicarakan.
Contoh:
Mike said, “I will come to your house.”
reporting reported
Sedangkan, pada kalimat tidak langsung (indirect), kita mengungkapkan maksud ucapan pembicara dengan ungkapan yang tidak sama persis.
Contoh:
He said (that) he had lost his umbrella.

PERUBAHAN KALIMAT LANGSUNG (DIRECT) MENJADI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT)
A. Kalimat pernyataan (statement) pada kalimat tidak langsung (indirect)
Perubahan direct menjadi indirect pada statement ditandai dengan ‘that’.
Kalimat langsung yang reporting sentence-nya memiliki verb dalam bentuk present tense (simple present, present continuous, and present perfect atau future tense) maka tidak ada perubahan tenses pada reported sentence dalam bentuk tidak langsung (indirect). Ini biasanya terjadi apabila:
1. Melaporkan suatu percakapan yang masih berlangsung
2. Membaca surat dan melaporkan apa isi surat tersebut
3. Membaca perintah dan langsung melaporkannya pada waktu tersebut
4. Melaporkan pernyataan yang sering muncul
Contoh:
Direct
John (phoning from the station), “I’m trying to get a taxi.”
• Siska says,” The sun rises every morning.

Indirect
John says that he is trying to get a taxi.
• Siska says that the sun rises every morning.
Ada dua cara perubahan bentuk waktu pada reported speech :
Peraturan I
Kalau reporting verb itu past tense, bentuk waktu kata kerja dalam reported speech itu harus diubah ke dalam salah satu dari empat bentuk past tense.
Direct Speech - Indirect Speech
Simple present - menjadi - Simple past
He said ” The woman comes “ He said that the woman came
Dari contoh di atas dapat disimpulkan perubahan untuk bentuk waktu dari reported speech sebagai berikut:
Direct Speech
Simple present
Present continuous
Present perfect
Present perfect continuous
Simple past
Past continuous
Future
Present
Indirect Speech
Simple past
Past continuous
Past perfect
Past perfect continuous
Past perfect
Past perfect continuous
Past
Past

Kekecualian :
Kalau reported speech berhubungan dengan kebenaran umum atau fakta yang sudah menjadi
kebiasaan, present indefinite atau simple present dalam reported speech tidak diubah ke dalam
bentuk lampau yang sesuai, melainkan tetap persis sebagaimana adanmya, contoh :
Direct Speech - Indirect Speech
He said, “The sun rises in the east” - He said that the sun rises in the east
Dalam reported speech, bila present tense diubah ke dalam past tense dengan peraturan I, kata sifat, kata kerja atau kata keterangan umumnya diubah:
Direct Speech
this = ini
these = ini
come = datang
here = di sini, ke sini
hence = dari sini
hither = ke tempat ini
ago = yang lalu
now = sekarang
today = hari ini
tomorrow = besok
yesterday = kemarin
last night = tadi malam
next week = minggu depan
thus = begini
contoh :
He said, “I will come here”.
Indirect Speech
that = itu
those = itu
go = pergi
there = di sana, ke sana
thence = dari sana
thither = ke tempat itu
before = lebih dahulu
then = pada waktu itu
that day = hari itu
next day = hari berikutnya
the previous day = sehari sebelumnya
the previous night = semalam sebelumnya
the following week = minggu berikutnya
so = begitu
He said that he would go there
Akan tetapi kalau this, here, now dan sebagainya menunjukan pada benda, tempat atau waktu ketika berbicara, maka tidak dilakukan perubahan.
Agus said, “This is my pen”. - Agus said that this was his pen
(ketika berbicara pena berada di tangan pembicara)
Peraturan II
1) Bila reported speech kalimat berita
Dengan peraturan ini reporting verb dianggap dalam present atau future tense tertentu dan kapan saja ini terjadi, bentuk waktu dari kata kerja dalam reported speech tidak diubah sama sekali dalam mengubah direct menjadi indirect speech.
Reporting verb - Reported speech
Present tense - Any tense (bentuk waktu apapun)
Direct : She says to her friend, ” I have been writing “.
Indirect : She says to her friend that he has been writing. (tidak berubah)
Direct : She has told you, ” I am reading “.
Indirect : She has told you that he is reading. (tidak berubah)
Direct : She will say, ” You have done wrongly “.
Indirect : She will tell you that you have done wrongly. (tidak berubah)
Direct : She will say,” The boy wasn’t lazy “.
Indirect : She will tell them that the boy wasn’t lazy. (tidak berubah)
2) Bila reported speech merupakan kalimat tanya
a) Reporting verb say atau tell diubah menjadi ask atau inquire. Dengan mengulangi kata tanya dan mengubah tenses jika pertanyaannya dimulai dengan kata tanya diberitakan.
Direct
He said to me, “Where are you going?”
He said to me, “What are you doing?”
Indirect
He asked me where I was going
He inquired of me what I was doing
b) Dengan menggunakan if atau whether sebagai penghubung antara reporting verb dan reported speech dan mengubah tenses, jika pertanyaannya dimulai dengan kata kerja diberitakan :
Direct
He said to me, “Are you going
away today?”
He asked me , “can you come along?”
Indirect
He asked me whether I was
going away that day.
He asked me if I could come along.
3) Kalimat perintah (imperative sentences)
Bila reported speech merupakan kalimat perintah, reporting verb say atau tell harus diubah menjadi kata kerja tertentu yang menandakan :
command (perintah), misalnya ordered, commanded, dsb yang berarti menyuruh, memerintahkan.
precept (petunjuk, bimbingan, didikan), misalnya advised yang berarti menasehati.
request (permohonan), misalnya asked yang berarti meminta, memohon.
entreaty (permohonan yang sangat mendesak), misalnya begged yang berarti meminta, memohon (dengan sangat).
prohibition (larangan), misalnya forbade yang berarti melarang.
Dalam perubahannya dari kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, modus imperatif harus diganti dengan infinitif. Tegasnya, reported verb (kata kerja yang diberitakan atau kata kerja dalam reported speech) harus diubah menjadi infinitive with to.
a) Command :
Direct: He said to his servant, “Go away at once!”
Indirect:He ordered his servant to go away at once
b) Precept :
Direct: She said to her son, “Study hard!”
Indirect: He advised her son to study hard
c) Request :
Direct: He said to his friend, “Please lend me your pen!”
Indirect: He asked his friend to be kind enough to lend him his pencil
d) Entreaty :
Direct: He said to his master, “Pardon me, sir”
Indirect: He begged his master to pardon him.
e) Prohibition :
Direct: She said to her daughter, “Don’t go there”
Indirect: She forbade her daughter to go there
Kalau reporting verb say atau tell diubah menjadi reported verb ask, order, command dsb (tapi jika bukan forbid), predikatnya diubah ke dalam infinitive with to yang didahului oleh not atau no + infinitive with to.
Direct: She said to her daughter, “Don’t go there”
Indirect: She asked herdaughter not to go there.
4) Kalimat seru (exclamatory sentences)
Bilamana reported speech terdiri dari kalimat seru atau kalimat optatif, reporting verb say atau tell harus diubah menjadi kata kerja tertentu yang semacam itu seperti exclaim, cry out, pray dsb.
a) Exclamatory sentences
Direct: He said, “Hurrah! My old friend has come”
Indirect: He exclaimed with joy that his old friend had come.
b) Optative sentences (kalimat yang menyatakan harapan, pujian, dsb)
Direct: He said, “God bless you, my dear son “
Indirect: He prayed that God would bless his dear son

Example :
Direct :
He said to me, “Where are you going?”
 He said to his servant, “Go away at once!”
My Boyfriend says "I love you!"
He said, “God bless you, my dear son “
Mom Says "I'll meet you tomorrow"
Indirect :
He asked me where I was going.
He ordered his servant to go away at once.
My Boyfriend says that he love me.
He prayed that God would bless his dear son.
Mom says that she will meet me tomorrow.



Sumber :

Ayoo Perbaiki Sikap Kita !!!


SIKAP

          Semakin lama saya hidup, semakin saya sadar akan pengaruh sikap dalam kehidupan.
Sikap lebih penting daripada ilmu, daripada uang, daripada kesempatan, daripada kegagalan, daripada keberhasilan, daripada apapun yang mungkin dikatakan atau dilakukan seseorang. Sikap lebih penting daripada penampilan, karunia, atau keahlian.


        Hal yang paling menakjubkan adalah kita memiliki pilihan untuk menghasilkan sikap yang kita miliki pada hari itu. Kita tidak dapat mengubah masa lalu, kita tidak dapat mengubah tingkah laku orang, kita tidak dapat mengubah apa yang pasti terjadi.


         Satu hal yang dapat kita ubah adalah satu hal yang dapat kita kontrol, dan itu adalah sikap kita. Saya semakin yakin bahwa hidup adalah 10 persen dari apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita, dan 90 persen adalah bagaimana sikap kita menghadapinya.

TENTANG SIKAP :
Sikap mulai menjadi fokus pembahasan dalam ilmu sosial semenjak awal abad 20. Secara bahasa, Oxford Advanced Learner Dictionary (Hornby, 1974) mencantumkan bahwa sikap (attitude), berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu “Manner of placing or holding the body,  dan Way of feeling, thinking or behaving”.  Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Sikap adalah kondisi mental yang kompleks yang melibatkan keyakinan dan perasaan, serta disposisi untuk bertindak dengan cara tertentu.
Sikap mempunyai tiga komponen utama: kesadaran, perasaan dan perilaku. Bagaimana kita suka / tidak suka terhadap sesuatu dan pada akhirnya menentukan perilaku kita. Sikap:
- Suka                >> mendekat, mencari tahu, bergabung
- Tidak suka        >> menghindar, menjauhi
Perilaku mengikuti sikap
Pada akhir tahun 1960-an, hubungan yang diterima tentang sikap dan perilaku ditentang oleh sebuah tinjauan dari penelitian. Berdasarkan evaluasi sejumlah penelitian yang menyelidiki hubungan sikap-perilaku, peninjau menyimpulkan bahwa sikap tidak berhubungan dengan perilaku atau, paling banyak, hanya berhubungan sedikit. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sikap memprediksi perilaku masa depan secara signifikan dan memperkuat keyakinan semula dari Festinger bahwa hubungan tersebut bisa ditingkatkan dengan memperhitungkan variabel-variabel pengait.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap:
1. Pengalaman pribadi
      �� Dasar pembentukan sikap: pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat.
      �� Sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional.

2. Kebudayaan
     �� Pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat individu tersebut dibesarkan.
     �� Contoh pada sikap orang kota dan orang desa terhadap kebebasan dalam pergaulan.

3. Orang lain yang dianggap penting (Significant Otjhers)
�� yaitu: orang-orang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan opini kita, orang yang tidak ingin dikecewakan, dan yang berarti khusus
�� Misalnya: orangtua, pacar, suami/isteri, teman dekat, guru, pemimpin
�� Umumnya individu tersebut akan memiliki sikap yang searah (konformis) dengan orang yang dianggap penting.

4. Media massa
�� Media massa berupa media cetak dan elektronik.
�� Dalam penyampaian pesan, media massa membawa pesan-pesan sugestif yang dapat mempengaruhi opini kita.
�� Jika pesan sugestif yang disampaikan cukup kuat, maka akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal, hingga membentuk sikap tertentu.

5. Institusi / Lembaga Pendidikan dan Agama
�� Institusi yang berfungsi meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
�� Pemahaman baik dan buruk, salah atau benar, yang menentukan sistem kepercayaan seseorang,  hingga ikut berperan dalam menentukan sikap seseorang.

6. Faktor Emosional
�� Suatu sikap yang dilandasi oleh emosi yang fungsinya sebagai semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan bentuk mekanisime pertahanan ego.
�� Dapat bersifat sementara ataupun menetap (persisten/tahan lama).
�� Contoh: Prasangka (sikap tidak toleran, tidak fair).

Ada 12 Tips cara untuk membangun sikap menjadi lebih Positif, antara lain :
1. kamu bisa memilih bersikap Optimis.
Orang yang pesimis itu focus kepada yang negative (seperti memandang segelas air sebagai setengah kosong/air yang sudah tak ada). Sedangkan yang optimis focus memandang yang positif (seperti memandang segelas air sebagai setengah penuh) Siapakan yang lebih baik cara pandangnya? Siapakah yang lebih mungkin bahagia, lebih yakin dan lebih pasti!!

2. Kamu bisa memilih menerima segalanya apa adanya

Ini tidaklah berarti bahwa kamu menjadi tak semangat dan menyerah. Artinya kamu tidak bergumul, merengek, dan memebenturkan kepalamu ke tembok ketika segalanya tidak beres. Sebenarnya perilaku yang menjadikan kamu korban yang tiada berdaya (yang memakanmu itulah yang menambah beban atas semangatmu). “Terimalah segalanya apa adanya, bukan seperti yang kamu angankan saat ini. Masa lalu sudah lewat, masa depan masih misteri dan saat inilah karunia, itulah sebabnya saat ini disebut “present = hadiah”. Oleh karenanya saat ini pergunakanlah sebaik – sebaiknya.

3. Kamu bisa memilih cepat pulih
Mengembangkan sikap – sikap positif tidaklah berarti bahwa kamu tidak akan pernah mengalami kepedihan, penderitaan, atau kekecewaan. Selain itu, mengembangkan sikap – sikap positip tidaklah berarti kamu seharusnya mengabaikan masalah. Masalahpun selalu mempunyai sisi sebaliknya. Kalau kamu gagal dalam ujian, belajarlah lebih giat lagi atau cari pembimbing. Kalau kamu kehilangan teman, perbaikilah persahabatan tersebut, atau mencari teman baru. Kalau kamu tidak suka penampilanmu, kembangkanlah kepribadian kamu yang fantastis.

4. Kamu bisa memilih cerita
Mulailah dengan menolak hal – hal yang suram, sungginglah senyum. Kalau kamu melontarkan kata – kata yang positif, prmikiran – pemikiran yang positif, dan perasaan – perasaan yang positif, maka orang – orang (serta hal – hal) yang positif akan tertarik kepadamu.

5. Kamu bisa memilih bersikap antusias.
Sambutlah setiap harinya dengan semangat. Laksanakanlah tugas – tugasmu dengan penuh semangat. Semakin kamu bersemangat, maka semakin orang – orang disekelilingmu punmerasa dan bersikap demikian, “Semangatlah…..!”

6. Kamu bisa memilih lebih peka.
Kalau kamu lebih peka terhadap masalah – masalah potensial, maka kamu bisa lebih siap menghadapinya dan bahkan mengelak. Kamu juga bisa peka terhadap pengalaman – pengalaman positif. Misal, bila kamu dengar pengumuman tentang uji coba tim atau klub baru, maka catatlah waktu dan tempatnya dan berencanalah mengikutinya, kamu akan memperoleh sesuatu hal yang baru.

7. kamu bisa memilih humor.
Kalau kamu melakukan sesuatu yang konyol (semua orangpun pernah) jangan melewatkan peluang untuk menertawakan diri sendiri. Itulah salah Satu sukacita besar kehidupan. Kalau kamu banyak tertawa, kamu akan sehat. Tawa itu mengeluarkan kimiawi tertentu dalam tubuhmu yang merangsangmu dan dapat memebantumu bertumbuh dengan sehat. Humor dan tertawa itu sehat.

8. Kamu bisa memilih sportif
Sportif artinya menerima kekalahan dengan positif sambil tersenyum, menjabat tangan sang pemenang, tidak menyalajkan orang lain taua keadaan atas kekalahan itu. Sikap ini bisa memenangkan teman seandainyapun kamu tidak memenangkan pertandingan atau kompetisinya. “Sportif” berarti pula tidak perlu mengejek yang kalah ketika kamu menang.

9. Kamu bisa memilih rendah hati
Kalau kamu benar benar berkepentingan terhadap sesame, mereka akan melihat kualitas baikmu seandainyapun kamu tidak mengiklankannya. Mereka tidak akan merasa bahwa kamu berusaha memanipulasi mereka, berbuatlah untuk sesama karena Tuhanmu.

10. Kamu bisa memilih bersyukur
Renungkanlah : Mungkin banyak sekali yang bisa kamu syukuri. Rasa syukur membuatmu tersenyum. Itu membuatmu senang dengan kehidupanmu. Dan orang lain pun senang di dekatmu. Bersyukur bisa memberikan ketenangan bagi dirimu.

11. kamu bisa memilih beriman
Bagi sementara orang, ini berarti percaya kepada Allah Yang Maha Kuasa atau kuas yang lebih tinggi lainnya. Beriman artinya percaya bahwa segalanya akan beres bagimu dan bahwa kamu bisa membereskan segalanya sendiri. Kalau kamu perkirakan akan gagal, mungkin mencapai sasaranmu.

12. Kamu bisa memilih berpengharapan
Pengharapan mungkin merupakan sikap positifmu yang terpenting dasar bagi segala sikap poritif lainnya. Apakah yang kamu harapkan? Apa sajakah impianmu?Apa sajakah ambisimu? Maksudmu dalam kehidupan ini? Kalau kamu mau mempertimbangkan pertanyaan – pertanyaan tersebut kamu sudah menjadi individu yang berpengharapan. “Pengharapan adalah sesuatu yang bersayap – Yang hingga pada Jiwa – Dan bersenandung tanpa kata – Dan tidak pernah berhenti – sama sekali.
“Semoga harapanmu tercapai dan mulialah dari hari ini”






Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Sikap