Sabtu, 17 Maret 2012

KENAIKAN DAN PEMBATASAN BBM



BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Beberapa hari terakhir, berita-berita di televisi maupun media massa lainnya diramaikan dengan berita seputar kenaikan dan pembatasan BBM. Bagaimana cara pemerintah menghindari demo akibat dari kenaikan dan pembatsab BBM, yaitu pemerintah akan membantu rakyat kecil dengan cara memberikan BLT sebesar Rp.150.000,-/bln selama 9 bulan. Pemerintah sudah “bulat” untuk menerapkan kebijakan pembatasan BBM bersubsidi dalam waktu dekat, sebagai salah satu langkah untuk menghemat penggunaan BBM sebesar 2 juta kiloliter atau setara dengan sekitar Rp2 triliun.
Berdasarkan uraian diatas maka saya ingin menjelaskan lagi tentang kontroversi adanya kebijakan pemerintah mengenai kenaikan dan pembatasan BBM.
BAB II
ISI
A. Kenaikan BBM
Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan sangat vital dalam semua aktifitas ekonomi. Dampak langsung perubahan harga minyak ini adalah perubahan-perubahan biaya operasional yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan investasi langsung terkoreksi. Secara sederhana tujuan investasi adalah untuk maksimisasi kemakmuran melalui maksimisasi keuntungan, dan investor selalu berusaha mananamkan dana pada investasi portofolio yang efisien dan relatif aman.
Kenaikan harga BBM bukan saja memperbesar beban masyarakat kecil pada umumnya tetapi juga bagi dunia usaha pada khususnya. Hal ini dikarenakan terjadi kenaikan pada pos-pos biaya produksi sehingga meningkatkan biaya secara keseluruhan dan mengakibatkan kenaikan harga pokok produksi yang akhirnya akan menaikkan harga jual produk. Multiple efek dari kenaikan BBM ini antara lain meningkatkan biaya overhead pabrik karena naiknya biaya bahan baku, ongkos angkut ditambah pula tuntutan dari karyawan untuk menaikkan upah yang pada akhirnya keuntungan perusahaan menjadi semakin kecil. Di lain pihak dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak tersebut akan memperberat beban hidup masyarakat yang pada akhirnya akan menurunkan daya beli masyarakat secara keseluruhan. Turunnya daya beli masyarakat mengakibatkan tidak terserapnya semua hasil produksi banyak perusahaan sehingga secara keseluruhan akan menurunkan penjualan yang pada akhirnya juga akan menurunkan laba perusahaan.
Kenaikan BBM Sumbang Inflasi 2,4 Persen 
Bank Indonesia memperkirakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang direncanakan sebesar Rp 1.500 per liter akan menambah inflasi sekitar 2,3 - 2,4 persen pada tahun ini."Untuk kenaikan Rp1.500 per liter inflasi akan bertambah sekitar 2,3 - 2,4 persen, ini karena inflasi kita agak menurun belakangan ini," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah di Jakarta, Jumat (2/3).Menurutnya, dampak inflasi itu sudah termasuk tambahan inflasi lanjutan dari kenaikan harga-harga akibat kenaikan harga BBM seperti naiknya biaya transportasi dan harga barang-barang.Dampak "second round" itu, lanjut Halim, diperkirakan akan lebih rendah karena berbagai kebijakan yang telah dijalankan Pemerintah dan BI."Dengan kerja sama BI dan pemerintah diharapkan itu bisa lebih rendah dan 2013 inflasi akan kembali normal," katanya.
Halim mengatakan, inflasi belakangan ini akan lebih cepat kembali normal karena sudah lebih baiknya distribusi barang dan beragamnya jenis barang yang ditawarkan ke masyarakat. "Persistensi inflasi kita sudah semakin baik, ini merupakan cerminan berbagai faktor, suplai respon yang lebh baik, kebijakan pengadaan yang lbh baik, serta jenis dan barang yang lebih bervariasi," katanya.
Menurut Halim, dengan jumlah dan jenis barang yang lebih bervariasi kemampuan produsen untuk mengendalikan harga tidak seperti dulu karena banyaknya persaingan. Pemerintah mengajukan dua opsi untuk mengurangi anggaran subsidi BBM yaitu dengan menaikkan harga BBM sebesar Rp1.500 per liter dan pemberian subsidi tetap sebesar Rp 2.000 per liter.
                B. Pembatasam BBM
Pemerintah kembali menegaskan pembatasan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) subsidi akan tetap berlaku mulai 1 April 2012. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengatakan, pembatasan BBM subsidi akan dilakukan secara bertahap. Salah satu pilihan yang akan dilakukan adalah mengonversi BBM ke bahan bakar gas. ”April, kami mulai konversi secara bertahap, tidak serta-merta seluruhnya,” kata Jero Wacik, Senin (20/2/2012). Pilihan berikutnya adalah berpindah ke bahan bakar minyak nonsubsidi, Namun, Jero Wacik mengatakan, pilihan tersebut dinilai terlalu berat bagi masyarakat. ”Muncul belakangan adalah soal pengurangan subsidi per liter, bukan menaikkan harga karena itu dilarang undang-undang,” lanjutnya.
Soal kebijakan pengurangan subsidi ini, pemerintah akan mengajukan dalam APBN Perubahan. ”Itu yang sedang disiapkan oleh Kementerian Keuangan, sedang proses dan kalau sudah selesai akan dibahas bersama Komisi VII DPR,” katanya. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Evita Herawati Legowo menambahkan, program pembatasan BBM subsidi akan diterapkan mulai dari instansi pemerintah terlebih dahulu. Ia mengatakan, soal aturan kendaraan instansi pemerintah menggunakan bahan bakar yang tidak disubsidi sebenarnya sudah diimbau dalam Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 2011 tentang penghematan energi. ”Di aturan tersebut masih diimbau, tapi sekarang diwajibkan untuk instansi pemerintah,” kata Evita. Mobil-mobil pemerintah yang diwajibkan menggunakan BBM nonsubsidi adalah mobil instansi yang digunakan pejabat negara, belum termasuk kendaraan anggota Dewan atau para pegawai instansi pemerintah. Mobil instansi nantinya diarahkan untuk beralih ke bahan bakar gas atau menggunakan bahan bakar minyak nonsubsidi seperti Pertamax.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan     
Kenaikan harga BBM selalu disertai dengan kenaikan harga-harga kebutuhan yang lain, karena BBM merupakan faktor bahan baku yang utama bagi sektor industri. Sehingga dampak kenaikan harga BBM pasti akan sangat dirasakan oleh masyarakat luas, khususnya masyarakat kecil. Jadi, bagi kita orang awam atau masyarakat jangan menilai pemerintah secara negatif, tetapi di lihat dari dua sisi pemerintah berusaha untuk dapat menangani kenaikkan harga minyak dunia dengan Pembatasan subsidi BBM tersebut.
Solusi bagi pemerintah adalah, harus mengadakan sosialisasi bagi masyarakat Indonesia agar mengerti dengan keadaan yang terjadi sekarang ini agar tidak terjadi kesalahpahaman. Memang secara bagian tertentu ada yang merasa di rugikan melalui keputusan pemerintah tentang Pembatasan Subsidi BBM, Di satu sisi Sektor Saham dan Perdagangan akan menurun tingkat produktivitasnya dan akan mempengaruhi keseimbangan perekonomian di Indonesia.Namun secara Keseluruhan pemerintah dapat menjaga keseimbangan perekonomian Indonesia dengan cara tersebut.
Sumber:
http://berita.liputan6.com/read/380054/bi-kenaikan-bbm-sumbang-inflasi-24-persen
http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/06/makalah-pengaruh-kenaikan-bbm-terhadap.html 
Kompas.com

1 komentar: