Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang, atau peristiwa, yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu.
Komponen utama sikap
Sikap mempunyai tiga komponen
utama: kesadaran, perasaan, dan perilaku.
Keyakinan bahwa “Diskriminasi itu salah” merupakan sebuah pernyataan evaluatif.Opini semacam ini adalah komponen kognitif dari sikap yang menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting dari sebuah sikap -komponen afektifnya.Perasaan adalah segmen emosional atau perasaan dari sebuah sikap dan tercermin dalam pernyataan seperti “Saya tidak menyukai John karena ia mendiskriminasi orang-orang minoritas.” Akhirnya, perasaan bisa menimbulkan hasil akhir dari perilaku. Komponen perilaku dari sebuah sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.
Keyakinan bahwa “Diskriminasi itu salah” merupakan sebuah pernyataan evaluatif.Opini semacam ini adalah komponen kognitif dari sikap yang menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting dari sebuah sikap -komponen afektifnya.Perasaan adalah segmen emosional atau perasaan dari sebuah sikap dan tercermin dalam pernyataan seperti “Saya tidak menyukai John karena ia mendiskriminasi orang-orang minoritas.” Akhirnya, perasaan bisa menimbulkan hasil akhir dari perilaku. Komponen perilaku dari sebuah sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.
Seberapakah Konsistenkah Sikap
Itu?
Leon Festinger mengemukakan teori
Ketidaksesuaian Kognitif (Cognitive Dissonance). Teori ini berusaha menjelaskan
hubungan antara sikap dan prilaku. Ketidaksesuain berarti ketidakkonsistenan.
Ketidak sesuain kognitif merujuk pada ketidaksesuaian yang dirasakan oleh
seorang individu antara dua sikap atau lebih, atau antara prilaku dan sikap.
Festinger berpendapat bahwa bentuk ketidakkonsistenan apapun tidaklah
menyenangkan dan bahwa individu akan berusaha mengurangi ketidaksesuaian dan,
tentunya, ketidaknyamanan tersebut. Oleh karena itu, individu akan mencari
keadaan yang stabil, dimana hanya ada sedikit ketidaksesuaian.
Apakah Prilaku Selalu Mengikuti Sikap?
•
Variabel
pengait hubungan sikap-prilaku yang paling kuat adalah pentingnya sikap,
kekhususannya, aksesibilitasnya, apakah ada tekanan-tekanan sosial, dan apakah
mempunyai pengalaman langsung dengan sikap tersebut
•
Teori
Persepsi Diri: Sikap yang digunakan setelah melakukan sesuatu untuk memahami
tindakah yang telah terjadi.
Apakah Sikap Kerja yang Utama?
•
Kepuasan
Kerja: Perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari
evaluasi karakteristik-karakteristiknya. Seseorang dengan tingkat kepuasan
kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif tentang pekerjaan
tersebut, sementara seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan yang
negatif tentang pekerjaan tersebut.
•
Keterlibatan
Pekerjaan: Tingkat sampai mana seseorang memihak sebuah pekerjaan
berpartisipasi secara aktif didalamnya, dan menganggap kinerja penting sebagai
bentuk penghargaan diri,
•
Pemberian
Wewenang Psikologis: Keyakinan karyawan terhadap sejauh apa mereka mempunyai
lingkungan kerja mereka, makna pekerjaan mereka dan otonomi dalam pekerjaan
mereka;
•
Komitmen
organisational: Tingkat sampai mana seorang karyawan memihak sebuah organisasi
serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam
organisasi tersebut.
Komitmen Organsiasional
•
Komitmen
Afektif: Perasaan emosional untuk organisasi sdan keyakinan dalam
nilai-nilainya;
•
Komitmen
Berkelanjutan: Nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dengan sebuah organisasi
bila dibandingkan dengan meninggalkan organisasi tersebut;
•
Komitmen
Normatif: Komitmen untuk bertahan dengan organisasi untuk alasan-alasan moral
atau etis. Sebagai Contoh: seorang karyawan yang memelopori sebuah inisiatif
baru mungkin bertahan dengan seorang pemberi kerja karena ia merasa
meninggalkan seseorang dalam keadaan yang sulit, bila ia pergi.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Sikap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar